Ingin sedikit sharing lagi kisah nyata tentang permulaan bagaimana manusia pertama diciptakan, pasti udah banyak yang tahu kan ya. Apa hayo? Apa? Manusia berasal dari kera? Wah, kayaknya itu teori jadul ya hehe. Emang ada yang mau disamakan dengan hewan? 😀 Yaps, yang benar adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah yaitu Nabi Adam AS. So, let’s sharing.
Pada zaman sebelum manusia diciptakan, Kerajaan Allah yang sangat-sangat luas itu berada di langit juga di bumi. Luas sekali, bukan? Tentu saja, Allah sangat mampu mengatur semuanya, toh Allah yang menciptakannya, yang mengatur seluruhnya, Allah Sang Maha Besar. Namun, Allah pun menciptakan staf-stafnya untuk melaksanakan tugasnya di Kerajaan Allah itu. Staf yang pertama diciptakan Allah terbuat dari cahaya, kemudian Allah memberikan namanya dengan malaikat. Staf kedua diciptakan dari api, Allah namakan iblis. Staf-staf yang Allah ciptakan adalah makhluk yang taat. Taat dalam arti menjalankan tugasnya yang diperintah Allah di Kerajaan Allah bagian langit (di surga) Ya, dulu Iblis yang kita kenal sekarang adalah makhluk yang jahat, padahal dulu itu iblis pun sempat menjadi makhluk Allah yang taat lho. Sampai pada waktunya… Allah mengumumkan kepada para staf malaikat dan iblis akan menciptakan makhluk lagi yang akan melaksanakan tugasnya di Kerajaan Allah bagian bumi. Yap, makhluk itu akan dibuat Allah berasal dari tanah. Mudah sekali bagi Allah untuk menciptakan sesuatu, kun fayakun! (maka, jadilah jadi!). Makhluk Allah ini disebut manusia. Manusia ini adalah manusia pertama yang Allah ciptakan dan diberi nama Adam. Sebelumnya, Allah sudah mengumumkan bagaimana karakteristik manusia itu, salah satu yang ditangkap oleh malaikat dan iblis adalah membuat kerusakan di muka bumi, padahal masih banyak potensi yang manusia miliki. Kemudian, malaikat dan iblis agak sedikit protes dan tidak setuju dengan penciptaan makhluk tersebut, dengan alasan karakteristik manusia yang pernah Allah umumkan. Begini, biar lebih jelasnya, Allah sudah memberikan kalam-Nya melalui media Al-Quran.
Coba kita buka surah Al-Baqarah ayat 30. Artinya begini,
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ‘Sesunggungnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Sudah tentu kan, Allah menciptakan sesuatu tidak sia-sia, pasti ada tujuan yang ingin Allah berikan. Ibaratnya seperti ini, jika kita ingin membuat kue. Sudah siaplah bahan-bahan serta peralatannya, resepnya sudah ada nah dibuatlah semua bahan. Akhirnya kue itu jadi deh. Nah, kita punya tujuan kan dari pembuatan kue itu, entah itu untuk dimakan sendiri, dikasih ke orang lain atau dibuat untuk menjadi barang dagangan. Nah, Allah pun seperti itu, menciptakan manusia yang mempunyai karakteristik merusak bumi tapi toh Allah malah memilih manusia, dibanding makhluk Allah sebelum manusia. Dan kalian tahu, so sweet nya Allah, kalau dalam bahasa kitanya mah, Allah tuh membela manusia, memilih manusia, mempercayakan manusia menjadi stafnya untuk bertugas di Kerajaan Allah bagian bumi yang sudah dibentuk sedemikian rupa dengan sangat indah. Karena apa, karena Allah tahu, manusia sangat mampu melakukan tugasnya.
Dari surah Al-Baqarah itu, setelah Allah berfirman “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” para malaikat pun mengiyakan. Sangat patuh pada Allah. Apa yang Allah perintahkan, para malaikat ikuti dan para malaikat bertaubat karena telah memprotes ciptaan Allah. Beda hal dengan para iblis.
Dalam surah Al-Baqarah ayat 34, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”
Mereka masih tidak menerima ciptaan Allah itu, karena mereka merasa lebih dibanding manusia, kebanyakan teori bilang iblis bisa merasa sombong karena bahan penciptaannya itu terbuat dari api, sedang Nabi Adam terbuat dari tanah. Tak ada apa-apanya. Apalagi ini harus bersujud kepada Nabi Adam, “ih siapa lu?!” mungkin begitu para iblis kepada Nabi Adam. Dan parahnya lagi, setelah kesombongannya itu para iblis sama sekali tidak menyesal, tidak meminta maaf, tidak bertaubat kepada Allah. Maka dari itu, Allah mengutuk iblis untuk merasakan neraka dan tinggal di dalamnya selama-lamanya.
Iblis pun (bisa dikatakan) dendam kepada Nabi Adam dan memikirkan bagaimana caranya agar Nabi Adam tidak diberi tugas di bumi. Akhirnya, Iblis meminta izin kepada Allah untuk menggoda Nabi Adam serta umat manusia sampai hari akhir. Dan jawaban Allah, “silakan.” Kalau dalam bahasa kitanya mah, Allah tuh benar-benar percaya sekali kepada Nabi Adam (manusia) bahwa Nabi Adam akan mampu, akan sangat bisa tahan dari godaan-godaan iblis itu. Maka dari itu, Allah membolehkan iblis menggoda manusia sampai hari ini atau bahkan sampai hari akhir. Allah tuh benar-benar so sweet ya. Dan hari ini, kita sebagai manusia pun yang sudah dipercayakan oleh Allah, nggak boleh tuh harusnya tergoda sama iblis-iblis terkutuk itu. Kita pasti bisa melawan mereka dan nggak usah deh temenan sama iblis yang ngajak kita main-main di neraka. No no no.
Pada suatu waktu, Nabi Adam diberikan pelajaran langsung oleh Allah mengenai banyak hal di surga itu. Seperti dalam surah Al-Baqarah ayat 31-32, “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”. Mereka menjawab: ‘Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Ketika Nabi Adam sudah dapat pelajaran yang sangat berharga dari Allah, sifat kemanusiaannya muncul. Exactly, Adam merasa kesepian (ciee..) sampai pada akhirnya Allah memberinya teman dari staf yang sama, yaitu manusia tetapi berbeda jenis. Ya, dia Siti Hawa. Jika Nabi Adam laki-laki, Siti Hawa perempuan. Nah, pada saat di surga itu Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 35, “Dan Kami berfirman: ‘Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” Yang kita ketahui, pohon yang dilarang Allah didekati oleh Nabi Adam dan Siti Hawa itu dinamakan buah khuldi ya? Nah, katanya sebenarnya pohon itu tidak akan kenapa-kenapa jika didekati atau bahkan dimakan buahnya. Jadi, lebih ke esensi larangan Allanya itu, seperti melatih ketaatan Nabi Adam kepada Allah. Selama ini Nabi Adam sudah diajarkan beberapa hal, diberikan perintah dan dilaksanakannya di surga itu. Saat itu, Nabi Adam seperti layaknya pre-test sebelum diterjunkan, diberikan tugas di bumi sebagai khalifah. Bagaimana jika Allah memberikan larangan kepada Nabi Adam, apakah dipatuhi ataupun sebaliknya. Nah, para iblis mendengar itu dan ini kesempatan baik untuk para iblis untuk menggoda Nabi Adam untuk tidak mematuhi larangan Allah. Sebel banget ya iblis itu. KZL!
Akhirnya, iblis pun terus menerus menggoda Nabi Adam. Strategi pertama, dia membisikan kepada telingan juga hati Nabi Adam, hasilnya nol. Nabi Adam lulus. Strategi kedua, iblis pun membawa pasukannya untuk menggoda Nabi Adam untuk mendekati pohon itu, lagi-lagi hasilnya nol. Nabi Adam lulus. Strategi ketiga yang menurut para iblis pasti ampuh dan dia tahu kelemahan Adam yaitu isterinya sendiri. Perempuan. Para iblis pun membisikan Siti Hawa untuk mendekati pohon itu, mungkin awalnya Siti Hawa tidak mendengar, tidak tergoda atas bisikan iblis jika memakan buah itu akan kekal di surga. Sampai pada akhirnya, Siti Hawa pun termakan kebohongan iblis. Tentu, para iblis bergembira dan meminta Siti Hawa untuk mengajak Nabi Adam ikut merasakan buah itu juga. Strategi iblis yang ketiga ini berhasil. Nabi Adam dan Siti Hawa memakan buah yang dilarang oleh Allah itu. Kemudian, Allah pun menurunkan Nabi Adam dan Siti Hawa ke bumi pada jarak yang sangat jauh. LDR gituuu 😀
Nah, sebenarnya Nabi Adam dan Siti Hawa itu istilahnya bukan diusir dari surga ke bumi. Memang sudahh pada awalnya Allah menciptakan Nabi Adam (manusia) untuk ditugaskan di bumi kan? Hanya saja, mungkin kalau saja Nabi Adam tidak memakan buah itu, Nabi Adam diturunkan ke buminya dengan penghormatan. Setelah Nabi Adam diturunkan di bumi, Nabi Adam sungguh sangat menyesal atas perbuatannya itu. Nabi Adam atas kesalahannya melanggar perintah Allah, Nabi Adam pun bertaubat. Pada surah Al-Baqarah ayat 37, “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” See? Allah itu udah so sweet baik banget pula.
Intinya gini, peristiwa Nabi Adam yang melanggar aturan Allah itu menjadi pelajaran untuk kita, manusia yang hidup pada saat ini, yang sangat jauh di zaman-zamannya para nabi dan rasul. Terutama di zaman Nabi Adam. Pelajarannya adalah kita manusia tidak akan pernah sempurna, akan selalu ada kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Dan tentu itu ulahnya iblis. KZL. Tapi, tenang…
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah ta’ala berfirman, “…Hai anak Adam, sungguh seandainya kamu datang menghadapKu dengan membawa dosa sepenuh bumi, dan kau datang tanpa menyekutukan-Ku dengan sesuatupun. Sungguh Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi, hasan)
“Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari no. 6855 dan Muslim no. 2751)
Ya, Allah akan memaafkan kesalahan kita. Asalkan kitanya juga yang tahu diri. Bertaubat dan tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama. Allah itu sayang banget sama kita 🙂
Allah pun menerima taubatnya Nabi Adam pada saat Nabi Adam di bumi. Yaps, ini sudah waktunya beliau untuk melaksanakan tugas yang sudah Allah rencanakan ini. Menjadi khalifah di muka bumi. Diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam, mengambil manfaat, serta mengelola kekayaan alamnya sehingga terwujud kedamaian dan kesejahteraan segenap manusia.
Jadi, selamat berjuang Talitha haha dan teman-teman. Allah sudah mempercayakan tugas ini kepada kita yang sangat mampu melakukan tugas yang Allah kasih. Harusnya bangga lho dikasih kepercayaan yang begitu besar untuk mengemban amanah ini. Jangan sampai Allah kecewa karena menciptakan kita ya 😀
Ohya, by the way yang LDR-an itu Nabi Adam dan Siti Hawa akhirnya bertemu juga. Dan tempat bertemunya dua sejoli itu akhirnya dimonumenkan dan diberi nama Jabal Rahmah. Jangan berarti niatnya ke sana minta jodoh ya haha. Minta jodoh mah sama Allah dan terus memantaskan diri dulu :))
Bandung, 12 Januari 2015
08:36 WIB
Kemarin di mentoring bahas ini dan ingin dipublish.
Semoga bermanfaat dan menjadi manusia yang dibanggakan oleh Allah ya, Tha. Aamiin.